Sabtu, 30 Juni 2012

TAKSONOMI VARIABEL PENGAJARAN/PEMBELAJARAN




MATA KULIAH
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI I

MAKALAH
TAKSONOMI VARIABEL PENGAJARAN/PEMBELAJARAN









DISUSUN OLEH:

DODI SWANDI









KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Banyak usaha telah dilakukan oleh ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasi variable-variabel pembelajaran yang menjadi perhatiannya. Terutama bila dikaitkan dengan kegiatan dalam ilmu merancang (a design science) pembelajaran. Pada tahun 1965, seorang ilmuwan pengajaran yang bernama Glaser mengemukakan empat components of a psychology of instructional. Keempat komponen tersebut, yaitu: (1) analisis isi bidang studi, (2) diagnosis kemampuan awal siswa, (3) proses pengajaran, dan (4) pengukuran hasil belajar.
Klasifikasi lain, yang nampaknya lebih rinci dan amat memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran dikemukakan oleh Reigeluth, dkk. pada tahun 1977. Pada mulanya mereka memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian, yaitu: (1) kondisi pengajaran, (2) bidang studi, (3) strategi pengajaran, dan (4) hasil pengajaran. Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam kondisi pengajaran adalah karakteristik siswa, karakteristik lingkungan pengajaran, dan tujuan institusional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/tugas. Variabel strategi pengajaran mencakup strategi penyajian isi bidang studi, penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan pengajaran. Variabel hasil pengajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari pengajaran, apakah itu pada diri siswa, lembaga, termasuk juga pada masyarakat.
Reigeluth, (1983) menjelaskan bahwa, pada tahun 1978 klasifikasi variabel-variabel pengajaran ini dimodifikasi menjadi tiga variabel, yaitu:
  1. Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
  2. Instructional Method (metode pengajaran)
  3. Instructional Outcomes (hasil pengajaran)

1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu, apakah yang dimaksud dengan klasifikasi variabel pengajaran:
  1. Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
  2. Instructional Method (metode pengajaran)
  3. Instructional Outcomes (hasil pengajaran)

1.3  Tujuan Penulisan

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, tujuan makalah ini adalah untuk memahami klasifikasi variabel-variabel pengajaran :
  1. Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
  2. Instructional Method (metode pengajaran)
c.       Instructional Outcomes (hasil pengajaran)

BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Kondisi Pengajaran
Instructional conditions are defined as factors that influence the effects of methods and are therefore important for prescribing methods. Kondisi pengajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pengajaran.
Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran,yaitu variable-variabel yang mempengaruhi penggunana variable metode.Oleh karena perhatian kita adalah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran,maka variable kondisi haruslah yang berinteraksi dengan metode dan sekaligus berada diluar control perancang pembelajaran. Maksudnya adalah, kita harus mengidentivikasikan variable kondisi pembelajaran yang memiliki pengaruh utama dalam proses belajar mengajar tersebut.Dan menurut Merill dan Reigeluth ada tiga variable kondisi pembelajaran yaitu :
  1. Tujuan dan karakteristik bidang studi
Tujuan sutau bidang studi adalah pernyataan tentang hasil pembelajaranapa yang diharapkan. Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Karekteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda.Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula.Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran,pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.
  1. Kendala dan Karakteristik bidang studi
Karekteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karekteristik pembelajaran sangat bervariasi dan berbeda antara satu materi pelajaran dan materi lainnya.Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan memilih strategi dan media dalam pembelajaran.Karena apa bila guru salah dam memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat kepada tidak akan tercapainya kompetensi yang telah ditentukan. Maka sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar,seorang guru harus mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran tersebut. Dengan mengetahui hal itu,maka akan mudahlah bagi guru untuk menentukan media,metode dan strategi di dalam menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber,seperti media,waktu personalia dan uang.
Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegitan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting.Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan sebagai sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.Apa bila dikaitkan dengan kegiatan pembelajarn maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepeserta didik. .
Namun perlu kita ingat,bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acauan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan,maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran,akan tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kendala yang sering terjadi dilapangan adalah factor keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari fihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media.
Menurut penulis,media yang digunakan tidak harus mahal,yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana.Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan,maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemamfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan,bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru
  1. Karekteristik siswa
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat,motivasi dan hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk membuat strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga,pada tingkat tertentu,mungkin sekali suatu variable kondisi akan mempengaruhi setiap variable metode,disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.


2.2  Metode Pengajaran
Instructional methods are the different ways to achieve different outcomes under different conditions. Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Ilmu pengajaran (pembelajaran) memusatkan bidang kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran. Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi pengajaran akan menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas hasil pengajaran. Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Organizational strategy (strategi pengorganisasian)
  2. Delivery strategy (strategi penyampaian)
  3. Management strategy (strategi pengelolaan)
Organizational strategy variables are elemental methods for organizing the subject-matter content that has been selected for instruction. Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan, seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu. Strategi mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi. Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
  1. Strategi mikro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
  2. Strategi makro. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.
Delivery strategy variables are elemental methods for conveying the instruction to the leaner and/or for receiving and responding to input from the leaner. Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima dan merespon masukan yang berasal dari siswa. Strategi penyampaian mengacu pada cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Oleh karena fungsinya seperti ini, maka strategi ini juga dapat disebut sebagai metode untuk melaksanakan proses pengajaran. Strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan-bahan pengajaran. Atau dengan ungkapan lain, media merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pengajaran. Terdapat tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu:
  1. Media pengajaran
  2. Interaksi siswa dengan media
  3. Bentuk (struktur) belajar mengajar
Management strategy variables are elemental methods for making decisions about which organizational and delivery strategy component to use when, during the instructional process. Strategi pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran. Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pengelolaan, yaitu:
  1. Penjadwalan penggunaan strategi pengajaran
  2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa
  3. Pengelolaan motivasi
  4. Kontrol belajar
2.3  Hasil Pengajaran
Instructional outcomes are the various effects that provide a measure of the value of alternative methods under different conditions. Hasil pengajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pengajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil pengajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
  1. Keefektifan (effectiveness)
  2. Efisiensi (efficiency)
  3. Daya tarik (appel)
Keefektifan pengajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian siswa. Terdapat empat aspek yang dapat dipakai untuk menjelaskan keefektifan pengajaran, yatu; (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut “tingkat kesalahan”, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Efisiensi pengajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah biaya pengajaran yang digunakan.
Daya tarik pengajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap atau terus belajar. Daya tarik pengajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, di mana kualitas pengajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.

Klasifikasi (taksonomi) variabel-variabel pengajaran seperti yang telah dideskripsikan di atas, secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram 1.1 berikut ini.
http://karwono.files.wordpress.com/2008/09/by-default-1.jpg?w=655
(Adaptasi dari Reigeluth, 1983:19 & Degeng, 1989)

BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Variabel pembelajaran dapat kita klasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1. Variabel kondisi pembelajaran,yaitu: Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.Reigeluth dan Merrill mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
  1. Tujuan dan karakteristik bidang stusi
  2. Kendala dan karakteristik bidang studi
  3. Karakteristik si belajar

2. Variabel metode pembelajaran,yaitu: Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga,yaitu:
  1. Strategi pengorganisasian
  2. Strategi penyampaian
  3. Strategi pengelolaan

3. Variabel hasil pembelajaran,yaitu: Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga diklasifikasikan menjadi tiga,yaitu:
  1. Keefektifan
  2. Efisiensi
  3. Daya tarik
DAFTAR PUSTAKA

I Nyoman Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An
introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.
Gerlach, V.S. & Ely, D.P. 1971. Teaching And media A Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. & Weil, M. 1982. Model of teachings. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their current status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.
Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Tegeh, I.M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang Diajar dengan Menggunakan Problem Based-Learning dan Ekspositori yang Memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Zainsyah, A.E. dkk. 1984. Model-Model mengajar (beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar). Bandung. CV. DIPONEGORO.

1 komentar: