MATA KULIAH
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI I
MAKALAH
TAKSONOMI
VARIABEL PENGAJARAN/PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH:
DODI SWANDI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyak usaha telah
dilakukan oleh ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasi variable-variabel
pembelajaran yang menjadi perhatiannya. Terutama bila dikaitkan dengan kegiatan
dalam ilmu merancang (a design science) pembelajaran. Pada tahun 1965,
seorang ilmuwan pengajaran yang bernama Glaser mengemukakan empat components
of a psychology of instructional. Keempat komponen tersebut, yaitu: (1)
analisis isi bidang studi, (2) diagnosis kemampuan awal siswa, (3) proses
pengajaran, dan (4) pengukuran hasil belajar.
Klasifikasi lain, yang
nampaknya lebih rinci dan amat memadai sebagai landasan pengembangan suatu
teori pembelajaran dikemukakan oleh Reigeluth, dkk. pada tahun 1977. Pada
mulanya mereka memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian,
yaitu: (1) kondisi pengajaran, (2) bidang studi, (3) strategi pengajaran, dan
(4) hasil pengajaran. Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam kondisi
pengajaran adalah karakteristik siswa, karakteristik lingkungan pengajaran, dan
tujuan institusional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/tugas.
Variabel strategi pengajaran mencakup strategi penyajian isi bidang studi,
penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan pengajaran. Variabel hasil
pengajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari pengajaran, apakah itu pada
diri siswa, lembaga, termasuk juga pada masyarakat.
Reigeluth, (1983)
menjelaskan bahwa, pada tahun 1978 klasifikasi variabel-variabel pengajaran ini
dimodifikasi menjadi tiga variabel, yaitu:
- Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
- Instructional Method (metode pengajaran)
- Instructional Outcomes (hasil pengajaran)
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah
ini yaitu, apakah yang dimaksud dengan klasifikasi variabel pengajaran:
- Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
- Instructional Method (metode pengajaran)
- Instructional Outcomes (hasil pengajaran)
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, tujuan makalah ini adalah
untuk memahami klasifikasi variabel-variabel pengajaran :
- Instructional Conditions (kondisi pengajaran)
- Instructional Method (metode pengajaran)
c.
Instructional Outcomes (hasil pengajaran)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Pengajaran
Instructional
conditions are defined as factors that
influence the effects of methods and are therefore important for prescribing
methods. Kondisi pengajaran didefinisikan sebagai
faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pengajaran.
Variabel yang termasuk
kedalam kondisi pembelajaran,yaitu variable-variabel yang mempengaruhi
penggunana variable metode.Oleh karena perhatian kita adalah untuk
mendeskripsikan metode pembelajaran,maka variable kondisi haruslah yang berinteraksi
dengan metode dan sekaligus berada diluar control perancang pembelajaran. Maksudnya
adalah, kita harus mengidentivikasikan variable kondisi pembelajaran yang
memiliki pengaruh utama dalam proses belajar mengajar tersebut.Dan menurut
Merill dan Reigeluth ada tiga variable kondisi pembelajaran yaitu :
- Tujuan dan karakteristik bidang studi
Tujuan sutau bidang
studi adalah pernyataan tentang hasil pembelajaranapa yang diharapkan.
Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang
dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi
pembelajaran.
Karekteristik setiap
bidang studi sangatlah berbeda-beda.Oleh karena berbedanya karakter satu bidang
studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media
yang berbeda pula.Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi
pelajaran,pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.
- Kendala dan Karakteristik bidang studi
Karekteristik bidang
studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang
berguna yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karekteristik
pembelajaran sangat bervariasi dan berbeda antara satu materi pelajaran dan
materi lainnya.Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan
memilih strategi dan media dalam pembelajaran.Karena apa bila guru salah dam
memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat kepada tidak akan
tercapainya kompetensi yang telah ditentukan. Maka sebelum mengadakan kegiatan
belajar mengajar,seorang guru harus mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada
pada pembelajaran tersebut. Dengan mengetahui hal itu,maka akan mudahlah bagi
guru untuk menentukan media,metode dan strategi di dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber,seperti media,waktu personalia dan uang.
Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber,seperti media,waktu personalia dan uang.
Kendala sering kali
ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegitan belajar dan pembelajaran.
Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran.
Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting.Karena
dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan
sebagai sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan
pesan atau informasi.Apa bila dikaitkan dengan kegiatan pembelajarn maka media
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepeserta didik. .
Namun perlu kita
ingat,bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan
dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu,tujuan
pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acauan untuk menggunakan media. Manakala
diabaikan,maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran,akan tetapi
sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kendala yang
sering terjadi dilapangan adalah factor keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan
media dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur
oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari fihak sekolah tidak
dapat memfasilitasi untuk pengadaan media.
Menurut penulis,media yang digunakan tidak harus mahal,yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Menurut penulis,media yang digunakan tidak harus mahal,yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat
sekarang ini harus mampu memamfaatkan media belajar dari yang sangat komplek
sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana.Agar proses pembelajaran
tidak mengalami kesulitan,maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemamfaatan
media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan,bila tidak dikuasai sungguh-sungguh
oleh guru
- Karekteristik siswa
Karakteristik siswa
adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat,motivasi dan
hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut
guru untuk membuat strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.
Bagaimanapun juga,pada tingkat tertentu,mungkin sekali suatu variable kondisi
akan mempengaruhi setiap variable metode,disamping pengaruh utamanya pada
strategi pengelolaan pembelajaran.
2.2 Metode Pengajaran
Instructional methods are the different ways to achieve different outcomes under
different conditions. Metode pengajaran adalah
cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di bawah
kondisi yang berbeda. Ilmu pengajaran (pembelajaran) memusatkan bidang
kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini
diletakkan pada perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode
pengajaran. Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi
pengajaran akan menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas
hasil pengajaran. Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut
menjadi tiga jenis, yaitu:
- Organizational strategy (strategi pengorganisasian)
- Delivery strategy (strategi penyampaian)
- Management strategy (strategi pengelolaan)
Organizational
strategy variables are elemental methods for
organizing the subject-matter content that has been selected for instruction. Strategi pengorganisasian adalah metode untuk
mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pengajaran.
“Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan, seperti pemilihan isi, penataan
isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu. Strategi
mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing)
dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang
berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang
studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada
siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung
dalam suatu bidang studi. Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
- Strategi mikro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur, atau prinsip.
- Strategi makro. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.
Delivery strategy
variables are elemental methods for
conveying the instruction to the leaner and/or for receiving and responding to
input from the leaner. Strategi penyampaian adalah
metode untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima dan
merespon masukan yang berasal dari siswa. Strategi penyampaian mengacu pada
cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa, dan
sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Oleh karena
fungsinya seperti ini, maka strategi ini juga dapat disebut sebagai metode
untuk melaksanakan proses pengajaran. Strategi penyampaian mencakup lingkungan
fisik, guru, bahan-bahan pengajaran. Atau dengan ungkapan lain, media merupakan
satu komponen penting dari strategi penyampaian pengajaran. Terdapat tiga
komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian,
yaitu:
- Media pengajaran
- Interaksi siswa dengan media
- Bentuk (struktur) belajar mengajar
Management
strategy variables are elemental methods for
making decisions about which organizational and delivery strategy component to
use when, during the instructional process. Strategi
pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel
metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi pengorganisasian dan
penyampaian isi pengajaran. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan
kapan suatu strategi atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu
situasi pengajaran. Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi
pengelolaan, yaitu:
- Penjadwalan penggunaan strategi pengajaran
- Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa
- Pengelolaan motivasi
- Kontrol belajar
2.3 Hasil Pengajaran
Instructional
outcomes are the various effects that
provide a measure of the value of alternative methods under different
conditions. Hasil pengajaran adalah semua efek yang
dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode
pengajaran di bawah kondisi yang berbeda. Hasil pengajaran diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:
- Keefektifan (effectiveness)
- Efisiensi (efficiency)
- Daya tarik (appel)
Keefektifan
pengajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian siswa. Terdapat empat aspek yang dapat dipakai untuk menjelaskan
keefektifan pengajaran, yatu; (1) kecermatan penguasaan perilaku yang
dipelajari atau sering disebut “tingkat kesalahan”, (2) kecepatan unjuk
kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang
dipelajari.
Efisiensi pengajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu
yang dipakai siswa dan/atau jumlah biaya pengajaran yang digunakan.
Daya tarik
pengajaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk tetap atau terus belajar. Daya tarik pengajaran erat
sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, di mana kualitas pengajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya.
Klasifikasi (taksonomi)
variabel-variabel pengajaran seperti yang telah dideskripsikan di atas, secara
keseluruhan ditunjukkan dalam diagram 1.1 berikut ini.
(Adaptasi dari Reigeluth, 1983:19 & Degeng, 1989)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel pembelajaran dapat kita klasifikasikan
menjadi tiga macam yaitu:
1. Variabel kondisi pembelajaran,yaitu: Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.Reigeluth dan Merrill mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
1. Variabel kondisi pembelajaran,yaitu: Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.Reigeluth dan Merrill mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
- Tujuan dan karakteristik bidang stusi
- Kendala dan karakteristik bidang studi
- Karakteristik si belajar
2. Variabel metode pembelajaran,yaitu: Cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel
metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga,yaitu:
- Strategi pengorganisasian
- Strategi penyampaian
- Strategi pengelolaan
3. Variabel hasil pembelajaran,yaitu: Semua efek yang dapat
dijadikan sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
dibawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga diklasifikasikan
menjadi tiga,yaitu:
- Keefektifan
- Efisiensi
- Daya tarik
DAFTAR PUSTAKA
I Nyoman Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi
variabel. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan lembaga
Pendidikan Tenaga kependidikan.
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring
teaching: An
introduction to
education. New
York: McGraw-Hill Companies.
Gerlach, V.S. & Ely,
D.P. 1971. Teaching And media A Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. & Weil, M. 1982. Model of teachings.
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design
theories and models: An overview of their current status. Volume I. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Slavin,
R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn
and Bacon.
Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran
Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Tegeh, I.M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar
Mahasiswa yang Diajar dengan Menggunakan Problem Based-Learning dan Ekspositori
yang Memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Zainsyah, A.E. dkk. 1984. Model-Model mengajar
(beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar). Bandung. CV. DIPONEGORO.
sepertinya mudah dan lebih keren. Thanks infonya Gan.. salam dari Streaming TV
BalasHapusTV Online